Selasa, 12 Juni 2012

Budaya makan di indonesia

adang-kadang bahasa Indonesia makanan disajikan dan dimakan tidak di meja, tetapi pada tikar anyaman meliputi platform rendah atau tanah. Gaya makan disebut lesehan dan umum di Yogyakarta dan Jawa Tengah serta Jawa Barat. Tradisional makanan dimakan dengan jari-jari tangan kanan, dan banyak orang Indonesia bersikeras bahwa masakan tertentu rasa jauh lebih baik begini. Mangkuk jari, sering dengan sepotong mengambang di air kapur untuk memotong minyak pada jari-jari Anda, biasanya disediakan untuk membersihkan jari-jari Anda setelah makan tersebut. Perhatikan bahwa hanya tangan kanan digunakan untuk makan makanan, tidak pernah meninggalkan.

Hari-hari ini makanan Indonesia umumnya dimakan dengan sendok dan garpu, sendok di tangan kanan dan garpu di kiri (atau sebaliknya untuk lefthanders). Garpu memegang makanan stabil sementara putus porsi dengan sendok, dan digunakan untuk membantu dalam pemuatan sendok dengan mendorong makanan ke dalamnya. Kebanyakan makanan dipotong menjadi potongan yang relatif kecil sebelum dimasak, meskipun ayam dan itik biasanya disajikan pada tulang, dan ikan sering disajikan utuh.

Budaya Merokok di Indonesia

Merokok merupakan hal yang wajar di Indonesia. Hal ini dikarenakan selain harga yang sangat terjangkau, rokok juga mudah dibeli baik itu di supermarket maupun di pedagang kaki lima yang biasa berjualan di sepanjang jalan. Masyarakat Indonesia cenderung tidak mau tahu akan bahaya rokok itu sendiri padahal sudah jelas tertulis di bungkus rokok tersebut “Merokok dapat menyebabkan………………….”.
Rokok pertama kali diperkenalkan di negeri Paman Sam (Amerika Serikat) dan populer pada abad ke-20. Perusahaan Rokok mulai memasarkan produknya dengan melalui iklan di televisi, papan reklame, dsb. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Pemerintah AS mulai memberlakukan peraturan yang sangat ketat terhadap produsi rokok di AS setelah mengetahui bahaya rokok itu sendiri. Bahkan, produk impor rokok yang masuk ke AS dikenakan pajak yang sangat tinggi sehingga di AS jarang sekali ditemui toko yang menjual rokok, kalaupun ada harganya dapat mencapai ratusan ribu per bungkus.
Di Indonesia sendiri rokok sudah menjadi tren yang tidak pernah luput dari pengamatan. Bahkan seorang balita umur 2 tahun menghebohkan berita internasional karena kedapatan merokok dengan sepengetahuan orang tuanya dan tidak ada tindakan pencegahan. Ketika yang seharusnya rokok dikonsumsi oleh kalangan 18 tahun ke atas, tetapi banyak remaja yang sudah merokok yang umurnya belum mencapai 18 tahun.